Di tengah kepadatan pekerjaan siang itu, Dara sedang memeriksa dokumen transaksi besar saat ponselnya bergetar. Sekilas ia ingin mengabaikannya, tapi ketika melihat nama "Nardi - Rumah" terpampang di layar, hatinya langsung mencelos. Tanpa pikir panjang, ia mengangkat. “Halo, Ayah?” Suara di seberang terdengar tergesa dan panik. “Dara, cepat pulang ya. Ibu kamu kambuh. Tadi sempat pingsan sebentar, sekarang sudah sadar, tapi … Ibu minta ketemu kamu segera. Katanya penting banget.” Dara langsung berdiri dari kursinya. “Aku pulang sekarang, Ayah. Tolong temani Ibu dulu ya, jangan tinggalin dia sendirian.” “Ya, Nak. Kami tunggu.” Telepon ditutup. Dara mematung sejenak, wajahnya pucat. Ia lalu merapikan berkas, bicara pada atasannya dan segera izin keluar. Dalam langkah tergesa keluar dar

