Mata Elang membulat seketika mendengar pertanyaan yang baru saja diajukan Dara.
Pertanyaan itu ... sangat mengejutkan dan tidak pernah terpikirkan sama sekali akan terlontar dari bibir merah Dara di saat seperti ini—seperti badai yang berembus di tengah musim panas. Membuat darahnya berdesir.
Panas.
Sorot mata Elang yang tadi melembut kini kembali menajam dengan jelaga hitamnya yang pekat seperti kegelapan yang mendekap amarah, menyorot ke arah Dara.
Tubuhnya menegang, bahunya berguncang. Tangan besarnya yang mencengkeram kemudi terlihat gemetar.
“Foto? Bagaimana kamu bisa melihat foto itu?” Nada suaranya meninggi, entah itu suatu amarah atau bukan. Yang jelas Dara menangkap kilatan mengerikan di mata Elang.
“Aku tidak sengaja melihatnya saat itu terjatuh. Apa dia mantan istri k
