Dara menuruni ojek online yang membawanya ke rumah sakit pagi ini. Dengan langkah pelan namun pasti, ia menata napas, mencoba menguatkan diri untuk memeriksakan kandungannya. Perutnya masih rata, tapi rasa mual dan lelah sudah sering ia rasakan. Ini kontrol pertama sejak tahu dirinya hamil. Namun langkahnya terhenti begitu saja di depan gerbang rumah sakit. Di sana, berdiri seseorang yang tak pernah ia sangka akan ditemui begitu cepat—Elang. Pria itu baru saja turun dari mobil, mengenakan kemeja putih dan celana gelap. Wajahnya terlihat pucat, sorot matanya seperti kosong, namun tetap membawa aura kuat yang sama seperti dulu. Dara tercekat. Langkahnya membeku. Napasnya tercekat. Elang pun menoleh… dan mata mereka bertemu. Keduanya terdiam beberapa detik, seolah dunia berhenti ber

