Elang menatap Dara dari dalam mobil, matanya nanar menyaksikan wanita itu duduk di teras dengan wajah sayu dan air mata yang mengalir tanpa suara. Hatinya menjerit. Ingin rasanya ia turun, berlari menghampiri, memeluknya erat, menciumnya dan berkata, “Aku masih mencintaimu.” Namun, saat tangannya hendak meraih gagang pintu, ponselnya tiba-tiba berdering keras, mengguncang lamunannya. Nama “Kesatuan” muncul di layar. Dengan cepat Elang mengangkatnya. “Kapten Elang, posisi Anda di mana?” Suara dari seberang terdengar tegas. “Saya sedang di luar markas, ada apa, Pak?” “Anda diminta segera ke dermaga utama. Kapal pengangkut logistik yang membawa alat militer penting mengalami kerusakan sistem navigasi. Kami butuh Anda untuk koordinasi teknis dan pengamanan. Ini mendesak, dan Anda ditunju

