Cindy kembali menatap mobil Karina dengan mata yang mulai basah. Hatinya seperti diremas kuat-kuat, sesak, sakit, hancur. Rasanya seperti sedang berdiri di antara dua tembok tinggi—cinta yang tak pernah ia miliki sepenuhnya dan keluarga yang selalu ia hormati. Ia tahu Karina juga menyukai Elang, sepupunya sendiri, dan mereka kini mengejar lelaki yang sama. Bagaimana ia bisa melangkah maju tanpa menginjak perasaan siapa pun? Bagaimana bisa ia bertahan saat dirinya tak pernah benar-benar dipilih? Cindy menggigit bibir bawahnya, menahan tangis yang nyaris pecah. Elang adalah luka lamanya yang belum sembuh. Tapi ia tak ingin menambah luka pada keluarga. Dengan berat hati, ia pun memutar tubuh, kembali masuk ke mobilnya. Sebelum menutup pintu, ia melayangkan pandangan terakhir ke arah rum

