Elang tidak benar-benar mendengarkan apa yang sedang dikatakan Karina. Suaranya terdengar jauh, seperti gema samar yang tak mampu menembus pikirannya yang kini mulai kacau. Tatapannya terpaku pada kulit tangannya sendiri—tempat di mana tadi Karina tanpa sengaja menyentuh. Ada rona merah samar yang muncul, persis seperti gejala lama yang pernah menghantuinya, gejala penyakit psikosomatisnya yang dulu diyakini sebagai reaksi fisik dari trauma emosional. Dulu, setiap kali disentuh oleh seorang wanita, tubuhnya akan bereaksi, kulit memerah, detak jantung melonjak, dan sesak melanda. Apakah sekarang penyakit itu kembali? Pertanyaan itu terus berputar di kepalanya. Dadanya mulai terasa sesak, dan meski dia berusaha tampak tenang, pikirannya kacau. Jantungnya berdetak tak karuan. Perlahan

