Dara menatap ponselnya yang berdering. Dia tidak tahu telepon dari siapa itu. Tapi makin lama deringnya semakin nyaring. “Angkat ponselmu,” ucap Elang, terganggu dengan suara dering yang kian nyaring. Dara kemudian mengeluarkan ponsel yang ada di balik saku celana jins pendeknya. Matanya telah menatap nama pada layar ponselnya—Devgan, pria yang batal dia nikahi dulu. Untuk beberapa saat dia sempat tertegun menatap nama pada ponselnya tersebut. Ada apa pria itu mendadak menelepon dirinya setelah dia kabur dari perjodohan dengannya? “Ya, halo Dev, ada apa?” ucapnya bergetar yang coba ditahan agar terlihat normal. “Aku ada acara di hotel dua hari ke depan. Bisa kamu datang ke acaraku?” Dara membeku sejenak. “Acara apa?” Dev menjelaskan bila pada hari itu akan digelar sebuah acara