Setelah merenungkan apa yang Adam katakan, Bara akhirnya mau tidak mau mencoba untuk bersikap kuat dan baik-baik saja, bagaimanapun ia harus ada untuk Syena, terlebih dengan keadaan gadis itu saat ini. Bara pulang sejenak untuk membersihkan diri dan berganti pakaian lalu kembali ke rumah sakit untuk menunggui Syena. Dengan penampilan yang jauh lebih segar, Bara kini duduk di samping ranjang dimana Syena masih menutup matanya dengan rapat. Bara memperhatikan wajah Syena yang masih menampakkan bekas luka, dengan lembut ia mengusap pelan salah satu tangan Syena, "maaf ya Sye, aku baru sanggup temui kamu sekarang." Cukup lama Bara duduk menunggu, pandangannya sama sekali tidak lepas dari wajah Syena, hingga kini gadis itu sedikit bergerak dan matanya terbuka secara perlahan. "Syena, kamu

