Davina masih terus berjalan. Kali ini, tujuannya adalah Jack. Ia berharap pria itu mau menerimanya. Kaki yang dipenuhi lebam itu diseret, diminta untuk bertahan meskipun menahan sakit untuk berjalan sejauh mungkin. Sampai akhirnya, Davina tiba di tempat huni Jack yang sesungguhnya. Sebuah rumah mewah dua lantai dengan halaman luas dan taman kecil di sampingnya. Ia masuk ke sana, berharap jika Jack bisa memberinya sedikit ruang untuk berteduh dan beristirahat malam ini. Tok-tok-tok! Ketukan pintu itu terdengar lemah dan memiliki jeda. Cukup lama Davina menunggu, sampai akhirnya sebuah pintu dibuka oleh seorang wanita. Sosok itu memperhatikan penampilan Davina dari atas ke bawah. Tatapannya seketika nyalang saat menyadari siapa wanita di depannya. "Kamu--" "Saya mohon, Tante. M
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari