Surat permohonan cerai. Hans mendadak tremor saat membaca kepala surat itu. Napasnya mulai terengah-engah. Dadanya sesak, seperti diikat tali besar yang berbelit-belit. Tubuh yang semula kokoh itu mendadak hilang tenaga hingga jatuh begitu saja ke lantai yang dingin tersebut. Matanya melebar, seolah meneliti baik-baik isi dari surat tersebut. “Nggak! Kamu nggak boleh pergi, Yas! Kita nggak boleh bercerai!” Teriakan itu menggelegar. Seorang pria yang biasanya terlihat berwibawa saat mengurusi dunia bisnis kini mendadak menangis meraung-raung meminta hal yang tidak bisa dikabulkan. Hans menyandarkan tubuhnya di sisi tempat tidur. Kepalanya menunduk, kemudian bersembunyi di lipatan tangan yang bertumpu di atas kakinya yang tertekuk. Entah harus bagaimana lagi cara menjelaskan rasa sak

