“Tolong jangan bahas itu dulu, Yas. Saya mau have fun di sini.” “Nggak, Mas, aku cuma tanya,” balas Yasmin, lalu mengarahkan pandangannya pada air terjun yang mengalir. “Mas dan Mbak Vina nggak mungkin sembunyi terus. Saranku, lebih baik kamu jujur, Mas. Seenggaknya, kejujuran kamu bisa membuat kamu tenang.” Suasana hati Hans yang tadinya tenang seketika terusik. Ia menghela napas kasar. Di tengah berisiknya gemercik air, pria tersebut pun memendam sebuah kekhawatiran tentang hubungannya dengan Davina. Tapi, Hans selalu menepis pikiran buruk dan berprasangka baik bahwa semuanya akan berjalan baik-baik saja. “Kita lihat saja nanti, Yas. Tapi, tolong ... saya sangat berharap sama kamu supaya mau jaga rahasia ini.” “Selama ini juga aku jaga apa yang kamu minta, kan, Mas? Sekejam apa pun