“Senja ada di dalam?” Bening tidak langsung menjawab. Lidahnya serasa kelu, sementara tatapannya kaku. Di ambang pintu, pria itu menunggu dengan sabar, meneliti setiap perubahan kecil di wajah Bening. “Em … Senja … Senja ada, kok. Bentar, ya.” Tanpa menutup pintu, Bening buru-buru berbalik, membiarkan Elang tetap berdiri di luar. Ia melangkah cepat menuju ruang tamu, tempat Senja masih asyik mengganti channel televisi. “Senja!” “Hm.” Senja menjawab, acuh tak acuh. Ia masih asyik memencet tombol remot. “Elang di luar, nyariin kamu.” Ucapan Bening membuat tubuh Senja membeku. Mata bulat itu tidak berkedip dalam beberapa saat, sebelum akhirnya ia menoleh ke arah Bening. “Terus kamu bilang apa?” “Ya, aku bilang kamu di sini.” Senja menepuk dahinya sendiri. Sial! Niatnya ke sini sa

