Sesampainya di rumah sakit .... Elang masih menunggu di luar ruang IGD. Ia berdiri sambil menyandarkan diri tembok. Setelah mendapat tuntutan dari para warga yang lalu-lalang dan menyaksikan kecelakaan itu, lelaki tersebut kini memenuhi tanggung jawabnya. Ia masih berdiri di sana dengan harapan Senja akan baik-baik saja. Meski kenyataannya, Elang pun sempat syok karena melihat darah yang mengalir di dahi gadis tersebut. “Keluarga pasien?” Seorang dokter wanita keluar, tampak menoleh ke kanan-kiri. “Saya, Dok.” Elang membenarkan posisi berdiri. Tubuhnya kini tegap. Mata tajamnya menatap sopan ke arah sang dokter. “Alhamdulillah. Kondisi pasien tidak terlalu parah. Hanya saja luka di kakinya lumayan banyak.” Elang tertegun sejenak. Pikirannya mulai berisik, tidak karuan. Ada per

