“Ndok, ajak suami kamu masuk. Bicara di dalam. Nggak enak dilihat sama tetangga.” Peringatan dari Bude Sulis membuat Yasmin hanya menghela napas dan mempersilakan Hans masuk. “Masuk, Mas.” Hans melangkahkan kaki ke dalam rumah yang jauh dari kata mewah. Ia meletakkan barang belanjaan Bude Sulis di dapur. “Bude, saya izin bicara berdua sama Yasmin.” “Silakan, Nak Hans. Selesaikan semuanya dengan kepala dingin.” “Iya, Bude.” Pria tersebut lantas kembali ke ruang tamu, meninggalkan Bude Sulis yang mulai menyibukkan diri di dapur. Sejenak, kedua netra Hans menjelajah ke tiap sisi ruang yang jauh dari kata mewah. Memang bangunan tersebut didominasi oleh kayu. Namun, ruangannya tertata sangat rapi dan bersih. Tidak ada sedikit pun debu yang terlihat. “Duduk, Mas.” Yasmin mempersilakan