“Oke. Aku bukan orang yang gampang lupa sama jasa, kok.” “Nice. Aku suka wanita sepertimu, Erika.” “Tapi, ingat ... tetap jaga rahasia identitasku. Kamu hanya mengenalku sebagai Erika.” “Pasti.” Perbincangan keduanya seketika berhenti saat tiba-tiba terdengar suara benda pecah dari kamar paling ujung di rumah luas itu. Mrs. Erika dan pria itu saling pandang sebentar. Keduanya beranjak dengan tujuan yang berbeda. “Urus dia baik-baik, Erika. Aku harus pergi sekarang.” Pria itu meniti jam di layar ponsel. “Besok aku datang lagi.” “Oke. Thanks.” Setelah pria tersebut pergi, barulah Mrs. Erika menuju kamar itu dengan langkah kecil. Ia membuka pintunya pelan, membuat seseorang yang ada di atas tempat tidur itu terkejut. “Mi–ss?” Kania berucap gagap. Mata gadis itu melebar, tidak per

