“Kamu pernah ke klub, kan?” Kania bertanya ragu. Ia tidak yakin jika ini pilihannya. Namun, beberapa kali ia mendengar jika orang minum bisa meringankan beban yang sedang dipikul. Nala membisu. Ia tidak ingin memberikan jawaban terlalu cepat. Gadis tersebut tahu betul bagaimana Kania. “Kok, kamu diem aja? Nggak mungkin, dong, kamu nggak tau tempat kayak gitu?” Gadis yang biasa dipanggil Nala itu akhirnya menepikan mobilnya lalu berhenti. Ia menoleh lalu memaku tatapannya pada Kania. “Jangan ngaco, Kania. Gue paham siapa lo. Gue tau, seberat apa pun masalah yang lagi lo hadepin, nggak mungkin lo sampe ke tempat kayak gitu!” Sadar, Kania selama ini memang selalu membatasi diri dalam hal pergaulan. Bahkan, Nala juga kerap kali mengingatkannya untuk tetap tidak terpengaruh dengan g

