Bab 172

3186 Kata

Setelah memberikan kue itu kepada para karyawan, kini Hans mengabulkan niatnya untuk mengajak Yasmin jalan-jalan. Ia juga ingin ketenangan, mengusir hambatan-hambatan yang mengganggu kepalanya selama ini. Arus laut Banda Neira sore kali ini begitu tenang. Perahu kecil yang ditumpangi oleh Hans dan Yasmin bergoyang teratur. Matahari mulai terbenam, menampilkan cahaya kuning keemasan di permukaan air. Senja telah hadir, menambah suasana syahdu untuk pasangan suami-istri tersebut. “Tau nggak, Mas? Aku lebih suka senja daripada pelangi.” Yasmin mulai membangun percakapan. Akhirnya, satu mimpinya terwujud; naik perahu dengan orang yang dicintai di laut Banda. “Alasannya?” Hans membalas, menikmati keindahan mata abu-abu yang menatap takjub langit oranye di depannya. “Senja itu pasti

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN