“Lukanya lumayan parah. Nanti saya beri resep untuk obat dan salep. Tapi, kalau tiga hari setelah pemberian obat itu tidak ada tanda-tanda perbaikan di lukanya, lebih baik dibawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan lebih lanjut.” “Baik, Dok. Terima kasih banyak.” Dokter tersebut mengangguk dan memberi secarik kertas berisi resep. “Sama-sama, kalau begitu saya permisi dulu.” “Mari, Dok, saya antar.” Byakta yang entah sejak kapan sudah berada di sana, lekas mengantar kepergian sang dokter. Sementara Ranti langsung pergi dari sana, meninggalkan Yasmin dan Hans. Ia masuk ke dalam kamar. Terlihat Hanggara tengah menggulung lengan kemejanya. “Tega kamu, Mas!” Teriakan Ranti tidak lantas membuat Hanggara terusik. Pria paruh baya itu tetap sibuk memperbaiki penampilannya. “Sampai k