Bab 221

3729 Kata

“Nggak perlu, Yas.” Biantara memandang jam di pergelangan tangan. “Kalau udah nggak ada yang mau dibicarakan lagi, saya pamit. Saya ada meeting lanjutan.” Ia berdiri setelah menghabiskan teh buatan Yasmin. “Iya, hati-hati, ya. Sekali lagi, makasih banyak.” Biantara hanya mengangguk lalu melenggang pergi dari rumah kakaknya. Sementara Yasmin kini kembali duduk, pikirannya terus berputar, memikirkan kemungkinan penyebab yang bisa membuat putrinya sampai seperti ini. Rasanya semua ini tidak wajar. Apalagi ia sangat tahu bagaimana sosok Kania. Anak sulungnya itu tidak punya musuh. “Nggak. Ini semua nggak masuk akal. Sebenernya apa yang sudah terjadi di sekolah? Masalah apa yang membuat Kania sampai diperlakukan sebegininya? Aku harus cari tahu semua ini. Aku nggak bisa diam saja.” Yasmi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN