Hans menaruh atensi pada jas yang tersampir di tubuh Yasmin. Bibirnya yang masih terdapat luka menampilkan senyum sinis. Sadar ke mana arah pandangan Hans, Yasmin melepas jas tersebut dan menggantungnya di tempat khusus. “Aku nggak ada niat seperti yang kamu ucapkan, Mas. Berhenti menuduhku.” Yasmin melepas cadar tersebut dan meletakkannya di atas meja dekat sofa. Tas selempang yang sedikit basah pun turut digantung di samping jas. “Alesan.” Singkat, padat, menyakitkan. Yasmin terlalu menerima apa pun perlakuan dan perkataan Hans. Entah seluas apa kesabarannya hingga ia selalu menelan dalam-dalam sikap buruk sang suami. Bertahan adalah keputusan yang ia ambil. Berarti ia juga harus siap segala konsekuensi, sekalipun jika sakit hati harus dirasakannya lagi. “Aku mandi dulu, Ma