Yasmin langsung menoleh ke belakang. Tidak ada siapa-siapa. Hanya mobil taksi yang mengikuti. Lantas, ia kembali memperhatikan kaca spion. Tidak ada yang mencurigakan. Tidak ada pemandangan yang dimaksud Maura. Sementara Hans, pria tersebut tetap fokus pada setir kemudi. Sesekali ia melirik ke kaca spion, juga mobil di depan yang dikendarai orang tuanya. “Nggak ada, Sayang. Cuma ada mobil taksi. Nggak ada hitam-hitam yang kamu maksud tadi.” Yasmin menyangkal ucapan Maura. Ia lirik wajah anak bungsunya melalui rear mirror. Gadis itu masih menampakkan raut cemas. “Ih, bukan di mobil. Tadi itu di tepi pohon ada orang pake hitam. Terus d**a-d**a ke Maura.” Dahi Hans mengernyit. Ia pikir, Maura hanya berhalusinasi karena kebanyakan menonton film dan membaca komik bergenre horor. “

