Bab 245

2723 Kata

Elang langsung mematikan mesin mobil. Ia turun cepat, terburu-buru. Pria tersebut mengetuk pintu rumah Senja. Mulutnya diam. Tangannya bergerak, sedikit keras. Ia berharap seseorang segera membukanya dari dalam. Cukup lama menunggu, pintu itu ditarik. Desti berdiri di sana dengan raut wajah sedikit terkejut. “Elang?” “Senja di mana, Tan?” Desti diam. Ia menoleh ke arah belakang. Di sana ada suara tangisan lirih yang bisa didengar oleh Elang. Hati lelaki tersebut tersentuh. Tangisan itu entah kenapa membuat rasa gelisah muncul di hatinya. Ia ingin tahu. Elang ingin lihat, memastikan. Tidak kunjung mendapat jawaban, Elang akhirnya berlari ke arah belakang. Di sebuah ruang yang dekat dengan gudang, terlihat Senja tengah menangis di sana. Gadis itu duduk sambil memeluk lututnya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN