Pesan itu berisi sebuah gambar, di mana ia tengah t.e.l.a.n.j.a.n.g dan memeluk tubuh Hanny dalam keadaan yang sama. Ting! [“Aku kangen sama Kak Hans. Besok ketemu, ya? Kalau nggak, foto ini nggak cuma sampai ke tangan Mbak Yasmin, tapi juga ke tangan Ayah dan pemuda kampung.”] Ancaman itu membuat tubuh Hans gemetar. Ia tegang. Darahnya berdesir lebih hebat dari sebelumnya. Pria tersebut benar-benar tidak bisa membayangkan jika foto itu tersebar ke seluruh warga kampung. Tidak! Hans harus tetap mencari cara supaya fotonya di ponsel Hanny tidak tersebar. Ia harus tenang. Ia harus bisa mengendalikan diri. Saat suara pintu kamar mandi dibuka, Hans buru-buru menghapus foto dan pesan itu. Nomor asing yang Hans tahu milik Hanny langsung diblokir. “Siapa, Mas? Nomernya nggak dikenal, ma

