Bab 41

1296 Kata

“Sebentar, Vin. Aku angkat telepon dari kantor dulu.” “Iya, Mas.” Hans menjauh sebentar. Di pojok ruang itu, ia melakukan percakapan dengan orang suruhannya. “Ada apa, Arman?” “Foto yang kemarin Tuan minta, saya sudah dapat.” “Baik, kirim ke saya sekarang juga.” “Baik, Tuan.” Pria tersebut langsung memutus sambungan telepon. Hanya dalam beberapa detik, pesan berupa foto ia terima. Ia tidak menyangka jika dugaannya selama ini benar. Kedua pipi istri pertamanya benar-benar rusak. Tapi, sepertinya ada yang janggal. Dari pernyataan Bram, Syila, juga ucapan beberapa perawat yang menangani Yasmin sakit beberapa waktu lalu, benar-benar berbeda dengan fakta yang didapat dari Arman. “Pak, istri Pak Hans punya kembaran nggak? Istri Bapak cantik banget. Saya sampai takjub. Pengen saya punya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN