“Lancang kamu, Han! Apa yang sudah kamu lakukan terhadap istri saya, huh?!” Hanny tidak menyerah begitu saja. Ia berani menatap mata elang Hans yang kini menatap marah padanya. Semua itu sebab ia memegang kartu merah dari si pria. “Istri Kak Hans yang duluan nampar aku. Aku cuma nyapa, kok.” Perempuan itu mengusap pipinya, pura-pura meratap di depan Hans untuk menarik simpati dari sosok pria tersebut. Yasmin menoleh, hendak membalas ucapan Hanny. Ia menyingkirkan tubuh suaminya yang melindungi wajahnya dari tatapan para warga yang menjadikannya seperti tontonan. Tapi, Hans kembali menjadikan tubuhnya sebagai tameng. Wajah cantik Yasmin disembunyikan di dadanya. “Kalian,” mata Hans menatap ke segala arah. “Pergi dari sini!” Bentakan itu keras dan menggelegar. Beberapa warga melangkah

