Bab 71

1653 Kata

Saking larutnya dalam suasana hening yang menenangkan, Hans sampai lupa dengan waktu. Berada di dekat istri pertamanya itu sungguh nyaman. Sampai pada akhirnya, adzan Isya berkumandang. Keduanya kembali melakukan salat berjamaah sampai selesai. “Yas, besok pagi tolong masakin saya lagi, ya. Tumis labu siam sama tempe oseng kayaknya enak.” Yasmin berpikir sejenak. Suaminya itu sudah seperti ketagihan merasakan masakan yang ia buat. “Iya, Mas. Mau pakai sambal, nggak?” “Boleh, tapi sambel tomat aja. Tolong sekalian besok siapin buat bekal ke kantor.” “Oke.” Di lain sisi, Davina yang berada di dalam kamar hanya menangis. Bahkan, ia belum sempat membersihkan diri. Ia duduk di atas ranjang, meremas kasur beralas seprei motif kotak tersebut. Air matanya terus menetes ke pangkuan. Harusk

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN