Bab 94

1418 Kata

“Hm, nyerah?” Satu alis Hans terangkat lalu tertawa sumbang. Ia berjalan dan berdiri tepat di hadapan Yasmin. Perempuan itu tidak lagi mau menatap sang suami. Ia menunduk, menguatkan perasaannya yang telah dihantam berulang-kali. “Iya. Aku nggak mau jalanin rumah tangga yang hambar dan nggak punya arah.” “Sayangnya saya nggak akan pernah mengabulkan permintaan kamu, Yasmin. Kamu harus memetik apa yang sudah kamu tanam dari awal.” Berusaha kuat, Yasmin hanya bisa menghela napasnya berat, sedang satu tangannya meremas sisi laptop yang sedari tadi dipegang. “Kamu salah, Mas. Kapan, kamu sadar dan mau membuka mata?” Kepala Yasmin terangkat. Mata yang berkaca-kaca itu menatap Hans lelah. “Kalau emang Mbak Vina yang selalu kamu harapkan, jangan terus mengurungku di hubungan ini, Mas.”

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN