“Ini, Mas. Makan dulu.” Yasmin mengambilkan nasi beserta lauk-pauk dan ditaruh di meja depan Hans. Segelas air putih pun diletakkan di sampingnya. Setelah beberapa detik, tidak ada sedikit pun respons yang terdengar. Pria itu duduk lunglai di atas sofa, dengan tubuh yang bersandar. Tatapan pun kosong ke depan. “Mas?” Yasmin berusaha menyadarkan. Ia sentuh lengan suaminya dengan pelan. Hans terenyak. Wajahnya menegang, seolah baru saja dikejutkan. Padahal, Yasmin hanya memanggil dan menyentuhnya lembut. “Kamu kenapa? Kok, melamun begitu?” Pria tersebut langsung mengambil posisi duduk tegap dan menatap Yasmin gamang. Ia menggeleng lalu menampilkan senyum yang dibuat hangat. “Nggak apa-apa. Cuma sedikit capek.” Hans mengusap kepala Yasmin, berusaha membuat perempuan itu percaya ji

