Bab 63

1261 Kata

Hidung mancung dan bibir mungil yang baru saja Hans lihat itu mengingatkannya pada sesuatu. Malam di mana saat itu listrik mati dan ia terjebak dengan Yasmin dalam suasana yang entah apa namanya. Bibir wanita tersebut, yang manis, candu, dan ... wajah lembutnya senantiasa terngiang. Ah, sial! Lagi-lagi Hans seperti terjerumus pada pesona istri pertamanya, meskipun tidak melihat wajahnya secara langsung. Dalam keadaan sadar sepenuhnya, Hans seperti menunggu saat seperti ini. Ia berharap angin kembali berembus, menerbangkan cadar itu dan memperhatikan wajah Yasmin secara penuh. Bodoh memang. Padahal, Hans bisa saja meminta secara baik-baik pada sang istri supaya membuka cadarnya. Tapi, Hans gengsi. Egonya terlalu tinggi. Ia tidak mau dianggap terlalu berharap. Ia tidak ingin dianggap

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN