Semenjak diberi peringatan oleh Hanggara tadi, Ranti hanya bisa terdiam dan larut dalam pikirannya sendiri. Bahkan, saat menyiapkan beberapa menu sarapan saja fokusnya seperti terganggu. “Jaga sikapmu, Ranti. Jangan sampai Yasmin atau Hans curigai.” Hanggara berbisik tepat di telinga Ranti saat melihat Hans dan Yasmin mulai mendekat. “I–iya, Mas.” Ranti mengangguk dan berusaha menarik bibirnya untuk memperlihatkan senyum simpul. “Ma, biar Yasmin bantu.” Yasmin langsung mengupas buah mangga dan dipotong kecil, lalu disajikan di atas piring. “Terima kasih, Sayang. Oh, iya, Mama ada bawa pie apel. Makanan ini kesukaan Hans.” Ranti menyodorkan box kecil berisi pie apel yang dikemas dalam plastik kecil. “Nanti aja, Ma. Kita sarapan dulu.” Hans langsung menarik kursi dan mengambil nas