Panggilan Hans membuat Davina menoleh singkat. “Iya, Mas? Kita turun. Aku udah masak buat sarapan kita.” Meskipun tidak mampu melihat adegan intens suaminya dengan Yasmin, Davina memilih menahan diri. Hancur sudah semua mimpi menjadi wanita satu-satunya. Nyatanya, hati sang suami pun perlahan beranjak. Segila apa pun luka di hatinya sekarang, nyatanya ia masih berusaha baik-baik saja di depan sang madu. Ia tidak boleh membiarkan Yasmin bersorak penuh kemenangan atas patah hatinya tadi malam. Ia tidak boleh kelihatan lemah sama sekali. Begitu sampai di meja makan, sudah ada beberapa menu yang masih panas tersaji di sana. Hans mendudukkan Yasmin secara pelan-pelan. Ia duduk di antara Yasmin dan Davina. “Makan, Yas.” Davina sengaja menyodorkan beberapa lauk di depan Yasmin. Wanita t