Bab 198

4147 Kata

Hening menyelimuti ruangan. Suasana hangat yang biasa mengisi rumah kini sirna, digantikan oleh ketegangan yang semakin menjalar. Yasmin masih tetap diam, bibirnya tertutup rapat. Hanya suara napasnya yang bergelombang pelan. Tak ada obrolan. Hanya… tangis. Air mata yang menetes di pipi, jatuh perlahan ke d.a.da, meninggalkan jejak lembab di kain baju. Sementara itu, Hans berdiri agak menjauh, terlihat bingung. Ia menghela napas dalam, lalu perlahan melepaskannya, seakan mencoba membuang bagian dirinya yang terbeban. Tangan terangkat, secara otomatis menyisir rambutnya yang masih acak-acakan, tapi gerakannya terasa lemah—tak bersemangat seperti biasanya. Pria itu takut. Takut kalau kata yang salah keluar, takut kalau nada yang keras keluar, takut kalau ia melukai Yasmin — bukan hanya fi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN