Selepas kepergian Biantara, pagi itu rumah hanya dihuni empat orang. Sebelum azan Subuh, Hans sudah sibuk di dapur menyiapkan sarapan, sementara Yasmin dan kedua anaknya masih terlelap di kamar. Masalah dengan Biantara kemarin sudah menguras emosi Hans dan Yasmin, ditambah Elang yang beberapa kali terbangun tengah malam untuk menyusu hingga mengganggu istirahat Yasmin. Hans menghela napas, menunduk sejenak, menahan berat di matanya yang sembab. Dalam hati, ia bertekad menjadi yang terbaik bagi Yasmin. Kesempatan kedua dari sang istri tidak akan ia sia-siakan lagi. Hans menepis pikirannya yang berkecamuk dengan terus membolak-balik tumis buncis bercampur suwiran tongkol. Tak lama, masakannya rampung. Ia mematikan kompor, lalu mencuci perabot kotor di wastafel. Tepat saat kegiatannya se

