Hans langsung melangkah lebar dan cepat ke arah adik dan istrinya. Suara langkahnya terdengar berat dan tergesa di lantai rumah itu, seolah setiap hentakan kakinya membawa ledakan amarah yang ia tahan sekuat mungkin.
Tanpa berpikir panjang, ia menjangkau tangan Yasmin. Genggamannya kuat, hampir terlalu kuat, hingga perempuan itu sedikit terhuyung. Dalam satu tarikan, tubuh Yasmin jatuh ke dalam pelukannya.
Gerakan itu cepat—tidak lembut, tapi juga tidak sepenuhnya kasar. Lebih pada refleks seorang suami yang dikuasai cemburu dan panik di saat bersamaan.
Yasmin sempat terkejut, tapi diam. Ia bisa merasakan d.a.da Hans naik turun begitu cepat di dekat wajahnya.
Pria itu kemudian menatap bayi mereka yang masih menangis keras di pelukan Yasmin.
Tanpa berkata apa pun, Hans mengambil alih T
