Begitu mobil tinggal melaju, Hans tiba-tiba teringat sesuatu. “Sebentar, Yas, saya ambil dompet di dalam.” Pria itu turun langsung dari mobil. Sikapnya itu tanpa sadar justru membuat Yasmin jengkel. Dengan rasa tidak sabarnya, ia pindah ke kursi kemudi. Tubuh Kania dibaringkan di sampingnya. Suara mesin mobil pick-up meraung dan berdecit ketika melaju kencang menembus jalanan sempit dan berliku. Yasmin tetap memaku tatapannya pada jalanan dengan sesekali melirik ke arah samping. Kania—bayi satu tahun itu berbaring dalam kondisi kepala bengkak dan darah tipis mengalir di pelipis. Tubuhnya terkulai lemas dengan tangis yang mulai lirih. Entahlah. Modal nekat mengemudi mobil sendiri menjadi keputusan final yang diambil karena gemuruh emosi di dadanya kian memuncak. Ia ingat bagaimana pelu

