Hans dan Yasmin sontak melebarkan mata, seolah jantung keduanya meloncat hingga menyesakkan tenggorokan. Darah yang semula mengalir tenang kini terasa berhenti sejenak. Wajah mereka mendadak pucat pasi, bagai kehilangan seluruh warna kehidupan. Tatapan Yasmin langsung menancap ke arah suaminya. Jemarinya mengepal erat pada sisi baju, sampai-sampai kain itu berkerut tak karuan. Seluruh otot tubuhnya menegang, seperti busur yang siap terlepas setiap saat. Hans, yang sadar benar sedang dipelototi dengan begitu marah, buru-buru menggeleng. Napasnya tersengal, berusaha meyakinkan bahwa ia sama sekali tidak pernah melakukan hal sejauh itu dengan Hanny. Namun getaran samar di matanya justru memperlihatkan kebingungan dan kegamangan yang sulit ia sembunyikan. Sementara di hadapan mereka, peremp

