“Jangan permainkan saya, Yasmin!” Yasmin menggeleng dan terkekeh pelan. Ia menunduk dengan wajah yang sangat pasrah. “Aku nggak ada alasan buat bertahan di rumah tangga ini, kan, Mas?” “Ada. Kamu punya alasan.” Sontak wanita tersebut menatap suaminya dalam-dalam. Dari sorot mata pria di sampingnya, iamelihat pengharapan begitu besar. “Ya, bagi kamu ada. Karena aku tameng hubungan kalian. Kamu cuma menggunakanku untuk itu, Mas.” “Saya, Yasmin. Jadikan saya alasan kenapa kamu harus bertahan.” Yasmin tertawa mencemooh. Konyol sekali jawaban suaminya. Ia seperti anak kecil yang disodorkan oleh kalimat rayuan hanya sebagai penenang. “Memangnya apa yang bisa buat aku percaya sama kamu, Mas? Apa yang bisa aku harapkan?” “Saya akan tetap menjalankan apa yang sudah saya dapat di sini sama