Keesokan Hari. Seperti biasa, Hans menjaga kedua anaknya saat Yasmin keluar membeli keperluan. Ia sudah lihai mengurus mereka, menepuk punggung Elang hingga terlelap. Sementara Kania, bayi yang hampir satu tahun itu pun sudah terlelap dengan botol s u su yang masih berada di dalam mulut. Hans menarik botol tersebut pelan, berusaha mengambilnya dari genggaman Kania. Sekarang dua bayi itu sudah benar-benar terlelap. Ia keluar kamar dan melihat ke arah luar. Yasmin belum juga kembali. Tumben sekali perempuan itu pergi lama tanpa memberi kabar. “Assalamualaikum.” Suara seorang perempuan yang terdengar lembut itu membuat Hans buru-buru ke pintu depan. “Walaikumsalam.” Begitu pintu dibuka, Hans dapat melihat Hanny berdiri di sana, masih dengan seragam kerjanya juga menenteng tas kainnya.

