21

1306 Kata

Ya ampun! Aku tak dapat menahan perasaan kesal saat melihat Mas Pram berdiri di teras keras sedang mengobrol dengan mahasiswa lain. Tanpa sadar, aku mendesah keras sampai Dila menoleh memperhatikanku. Di kursinya, Pak Rama tengah memberesi buku-buku cetak tebal. Dosen jutek itu akhirnya berdiri dan mengucap salam. Begitu Pak Rama keluar dari kelas, Mas Pram melangkah masuk. Benar-benar menjengkelkan. Membuat moodku yang tadi begitu senang karena akhirnya bisa kembali menjalin hubungan dengan lelaki terkasih, berubah seketika. Di sudut kelas, Arifin menatap kemari. "Ingaaaat, dia sudah punya suami," ucap Mita begitu keras, dengan tatapan terus ke arahku. Terlihat jelas dari ekspresinya yang menjengkelkan itu bahwa ia sedang menyindir.Teman-teman sekelas tampak memberesi buku-buku dan akhir

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN