20 - Saturday Night

1592 Kata

Aku terbangun saat matahari sudah mulai meninggi. Cahayanya menembus kaca jendela kamarku kemudian masuk melalui pori-pori kain gorden yang menutupinya. Aku memicingkan mata yang masih terasa berat. Semalam, aku terus menangis tanpa bisa kuhentikan. Justru perasaan sepi dan sedih semakin mengungkung setiap kali aku ingin berhenti menangis. Entah bagaimana aku bisa tertidur, mungkin karena kelelahan menangis. Aku beranjak dari kasur, menatap pantulan wajahku di cermin. Mata yang sembab, kulit kusam, rambut berantakan, hidung kemerahan, dan wajah yang bengkak. Ini penampilan yang sangat buruk untuk memulai hari. Aku menghela nafas. Mencoba tak memedulikan kondisi wajahku hari ini. Bergegas ke kamar mandi. Klek. “Naya kenapa?” Kayla bertanya begitu aku keluar kamar dan menutup pintu kamar

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN