50 - We're Connected

1757 Kata

Aku menatap Naufal tak percaya. Laki-laki di hadapanku itu hanya tersenyum, memamerkan deretan giginya yang putih dan rapih. Satu jam lalu, entah bagaimana kami memulainya, obrolan kami mengalir begitu saja. Seolah tak pernah terjadi apapun. Kami berbaikan tanpa ada yang meminta maaf. Kami seperti bersepakat untuk melupakan kesalahan kami, apapun itu. Aku bersyukur untuk itu. Ini adalah tempat kedua yang kami datangi. Sebuah kafe dengan nuansa chic sekaligus classic yang sangat kental. Kursi-kursi kayu ditata dengan cantik dan ergonomis, lampu-lampu gantung diletakkan mengelilingi ruangan, beberapa tanaman hidup diletakkan di berbagai sudut, menambah manis suasana kafe ini. Aku tak pernah tahu ada kafe seindah ini di kota ini. Padahal sudah empat tahun aku tinggal di kota ini. Tempat per

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN