Matahari bersinar sangat terik ketika aku keluar dari gedung Balai Pengobatan Psikologi. Tangan kananku terangkat, menutupi sinar matahari yang menyilaukan. Aku berjalan seorang diri di sepanjang trotoar menuju tempat parkir. Kak Dira tidak keluar bersamaku, ia masih ada sesi konseling hingga jam tiga sore nanti. Lima menit lalu, ketika Kak Dira membimbingku untuk menggali emosi positif yang kurasakan dulu, rasanya semua perasaanku membaik. Semua warna abu-abu yang menghiasi kenangan buruk itu perlahan-lahan luntur. Berubah menjadi warna warni yang indah. Mewakili setiap warna dari masing-masing benda dan makhluk yang kujumpai. Perlahan, satu sudut hatiku menghangat. Luka yang belum sembuh itu seolah mulai mengering. Perasaan marah, benci pada orang tuaku setiap mengingat kejadian di mas