Uhuk…uhuk… Naufal terbatuk. Aku buru-buru menyodorkan air mineral milikku. Ia menolak, menenggak air mineral miliknya sendiri. “Kamu nggak apa-apa?” Aku menatapnya prihatin. Sepertinya aku salah timing saat bicara. Naufal mengangguk. Terbatuk sebentar. Kemudian balas menatapku. Kini, giliranku yang salah tingkah. “Maksudmu… kamu juga punya perasaan yang sama denganku?” Sudut bibirnya melengkung sedikit. Ia sedang menahan senyum. Aku melambaikan tangan di depan wajah. Melanjutkan makan. “Aku belum bisa bilang begitu. Aku aja baru kali ini menyadari perasaan lain di dalam diriku, selain kecewa, benci, dan marah dengan masa lalu.” Naufal mengangguk-angguk. Memundurkan badannya. Melanjutkan makan. “Aku ingin mulai menghargai setiap perasaan yang kurasakan. Aku ingin menghargai setiap