Satu minggu berlalu, Ziona sadar dari komanya. Dokter juga mengatakan kalau Ziona berhasil melewati masa kritisnya. Hanya tinggal operasi cangkok tempurung kepala yang harus dilakukan Ziona. Di ruang ICU, Ziona menatap pandangannya kosong ke arah langit-langit ruangan itu. Ziona masih ingat segalanya, tapi otaknya sangat lambat untuk mencerna keadaan. Sekelebat bayangan dirinya yang menyakiti Alleia masuk di pikiran Ziona. Setitik air mata menetes dari sudut mata Ziona. Ziona merasa bersalah karena sudah merebut Braga dari Alleia. Ziona belum sempat merasakan bagaimana indahnya berpacaran dengan Braga, tapi dia sendiri sudah kena batunya. "Sus, di mana keluargaku?" tanya Ziona dengan pelan. Pasca terbangunnya Ziona dari tidur panjangnya, gadis itu belum melihat mama dan papanya. Zion