Malam sudah larut ketika Kaia duduk di meja besar di dalam ruangan Zeff, Zeff menatapnya dengan intens, namun tangannya bergerak perlahan di sekitar pahanya. Jendela besar di belakangnya, memperlihatkan pemandangan kota yang bersinar dalam keremangan. Kantor itu kini sunyi, hanya terdengar bunyi lembut dari jam dinding dan suara samar-samar dari angin di luar sana. Zeff sedang berdiri di depannya, jasnya sudah dilepas dan dia terlihat semakin tampan ketika beberapa kancing kemejanya terbuka, memperlihatkan d**a bidangnya yang maskulin. Kaia merasa sedikit gugup. Ini adalah pertama kalinya dia akan bermesraan di kantor Zeff saat semua orang sudah pergi. Kaia mulao merasakan pipinya memanas ketika Zeff menciumi leher jenjangnya. “Zeff … apakah di sini aman?” “Tentu saja,” jawab Zef