Kaia menatap Zeff dengan ekspresi antara keterkejutan dan kemarahan. Tangannya gemetar, suaranya tersangkut di tenggorokan. “Apa maksud semua ini, Zeff?" suaranya pecah, namum tertelan di pantai yang luas itu. Zeff berdiri di depan Kaia, ekspresinya mulai tenang tetapi matanya tidak bisa menyembunyikan rasa bersalah. "Karena aku ingin memilikimu seutuhnya. Aku tak mau kau meninggalkanku lagi.” “Dengan cara menipuku?” teriak Kaia. Zeff menghela napas panjang, tahu bahwa semua penjelasan di dunia mungkin tidak akan cukup untuk meredakan kemarahan Kaia saat ini. "Aku melakukannya karena aku mencintaimu!” katanya akhirnya, seolah olah itu adalah kalimat yang begitu keramat baginya. "Dan aku tahu kau juga mencintaiku. Aku hanya ... aku hanya ingin memastikan kau tidak bisa pergi lagi.