Keesokan harinya, Reyhan bangun terlebih dahulu dari atas tempat tidurnya karena harus bersiap untuk pergi ke kantor. Sementara Melani masih tertidur pulas di atas ranjang. “Bangunin nggak ya?” Reyhan bertanya-tanya dalam hatinya. Pria itu baru saja memakai dasinya. Karena dia sudah menikah dengan Melani, tidak ada pelayan yang berani masuk saat pagi untuk menyiapkan segala keperluannya di dalam kamar tersebut. Biasanya hari-hari Reyhan selalu disediakan oleh pelayan di dalam kediaman itu. Seperti dasi, baju ganti, dan lain sebagainya. Reyhan membungkuk di sebelah tempat tidur untuk menyentuh bahu Melani. “Mel? Mela? Kamu jadi daftar kuliah nggak?” Tanyanya dengan hati-hati. Melani mulai terjaga, gadis tersebut mengerjapkan kedua matanya seraya meluruskan seluruh otot pada tubuhnya.