Semakin terus berdiam diri, Reyhan merasa semakin sekarat dipermainkan oleh Melani. Pria itu segera mendorong Melani ke samping agar gadis tersebut segera turun dari atas tubuhnya. Reyhan merasa otaknya masih waras seratus persen. Dia tidak mungkin menerjang batasan, pria itu tidak tega menyentuh wanita di usia yang dia rasa belum cukup matang. Meskipun mereka sudah resmi menikah. Wajah Reyhan berubah menjadi dingin, pria itu turun dari atas tempat tidur tanpa bicara apapun pada Melani. “Om mau pergi?” Tanya Melani dengan wajah bingung. Melani melihat perubahan drastis pada wajah Reyhan. Dia melihat pria itu pergi meninggalkannya keluar ruangan. “Dia tidak menginginkanku?” Melani meremas gaun yang membalut dadanya sendiri seraya duduk di atas tempat tidur. Pintu kamar sudah menutup bebera