Reyhan tidak berpikir kalau dia akan tiba di kediamannya selarut ini. Dia sudah berusaha menyelesaikan pekerjaannya secepat mungkin tapi tetap saja dia pulang malam. Niatnya mengerjakan semuanya di kantor lalu saat sudah di rumah tinggal bersantai. Usai membersihkan tubuhnya, pria itu rebah di sebelah Melani. Tengah malam Melani terjaga dari tidurnya, dia melihat Reyhan sudah lelap di sebelahnya. Beberapa saat ia lupa tentang hadiah di lantai bawah lalu mendadak ingat kembali. Melani melotot bingung, dia kembali menatap wajah Reyhan di sebelahnya. “Reyhan tidak marah kan?” Bertanya pada dirinya sendiri dengan suara lirih seraya menggigit selimutnya. Akhirnya Melani tertidur kembali, saat terjaga di keesokan harinya dia sudah berada di dalam rengkuhan Reyhan. “Kamu sudah bangun?” Sapa

