Melani merasa tidak nyaman melihat Je pergi seperti itu, wanita itu merogoh saku bajunya untuk mendapatkan ponselnya. Melani berusaha menghubunginya tapi tidak bisa karena ponsel Je terdengar sibuk di seberang sana. “Astaga, kalian barusan berpelukan! Dia bahkan menginap di sini semalam, kamu masih belum rela dia pergi meninggalkanmu!” Reyhan menarik Melani berdiri berhadapan dengannya. Pria itu mencekal kedua bahunya, menatap protes kedua bola mata Melani Anisa. “Kamu tidak tahu Rey! Kamu tidak tahu apa-apa, ya salahkan aku terus. Salahkan saja aku, aku bahkan masih tetap mencintaimu sekalipun kamu menolak dan membenciku, aku masih tetap mencintaimu tidak peduli pria lain berada di sisiku! Dan Je! Dia terluka seorang diri selama ini. Entah sudah berapa kali aku menginjak punggung pria

